Kamis, 19 Juli 2012

Selai Kulit Pisang

Ini kami pos-kan ilmu pengolahan limbah yang merupakan aplikasi dari materi kimia tentang koloid, praktek pembuatan selai dari kulit pisang ini sudah dilaksanakan oleh siswa kami di MAN Baureno dan SMK Madinatul Ulum Baureno Bojonegoro. Selai ini bisa bertahan lebih dari 3 bulan, karena sejak awal mei 2012 sampai sekarang (juli 2012) masih bagus dan tidak mengalami ketengikan.

Ucapan Terimakasih kami sampaikan kepada Bapak TIM ASESOR BAP JATIM di SMK Madinatul Ulum yang telah dilaksanakan pada tanggal 19 Juli 2012, dan kami sangat mengharap selalu bimbingan dan arahan serta informasi untuk meningkatkan kualitas pendidikan di sekolah kami, baik informasi tentang lomba sains maupun hal lain yang berhubungan dengan dunia pendidikan.

Bagi rekan-rekan pengajar, janganlah karena ketidaktersediaan alat dan bahan lab menjadi rintangan kita untuk tidak melaksanakan praktek karena kimia tanpa praktek ibarat sayur tanpa garam. Oke, ini kami bagi pengalaman membuat selai dari kulit berbagai pisang........

Selamat mencoba, semoga bermanfaat buat kita dan anak didik kita, amin.


1.      Pembuatan Selai Pisang Dari Berbagai Kulit Pisang
Pisang merupakan salah satu buah yang banyak dikonsumsi masyarakat Indonesia. Hampir seluruh lapisan masyarakat menyukai kulit pisang karena rasanya, kemudahan dalam mendapatkannya, harga relative murah dan tinggi nilai kalori dan gizinya. Limbah utama dari pemanfaatan buah pisang adalah kulit pisangnya. Kulit pisang banyak mengandung senyawa amillopektin. Senyawa dapat dilarutkan dalam air dan dengan pemanasan dapat mengental menjadi sistem koloid yang disebut jelli atau selai.


a.      Tujuan
Untuk membuat selai pisang dari berbagi kulit pisang

b.      Alat dan Bahan
Alat
1)      Panci aluminium
2)      Penggorengan ukuran sedang berlapis email atau Teflon
3)      Kompor
4)      Pisau
5)      Pengaduk (dari kayu)

Bahan
1)      1 kg kulit pisang ambon yang matang
2)      2 sendok makan asam sitrat (sitrun sir)
3)      500 gram gula pasir
4)      Serbuk soda kue (natrium bikarbonat)
5)      Pemberi aroma (esens)

c.       Cara Kerja
1.    Cuci kulit pisang hingga bersih. Kemudian, potong-potong berukuran 3x3 cm2.
2.  Masukkan dalam 5 mL air ( 1 botol aquades besar) ke dalam panci aluminium, kemudian masukkan irisan kulit pisang.
3.  Tambahkan dua sendok makan asam sitrat. Rebus sampai mendidih sekitar 20 menit. Matikan api dan biarkan rebusan dingin selama 15 jam. Pada saat ini akan terjadi pengikatan pectin dari kulit pisang oleh asam sitrat yang ada dalam larutan.
4.  Pada hari berikutnya saring isi panci dan masukkan air rebusan ke dalam wajan (penggorengan) yang anti lengket, misalnya berlapis email atau Teflon. Tambahkan gula 500 gram. Kemudian panaskan dengan api kecil dan diaduk terus menerus. Jika semua gula telah larut, cicipi larutan yang terjadi. Jika terlalu masam tambahkan sedikit soda kue dengan menggunakan ujung sendok teh. Cicipi lagi dan tambahkan sedikit demi sedikit jika masih terlalu asam sampai diperoleh rasa yang cukup.
5.    Pengadukkan dilakukan terus menerus hingga diperoleh cairan yang mengental tetapi jangan sampai memadat. Ambil sedikit dan cobalah diolekan pada sepotong roti tawar. Jika dapat dioleskan turunkan wajan dari api. Tambahkan essens dengan rasa sesuai selera. Aduk kembali hingga essens merata.
6.    Untuk menyimpan selai/jeli, siapkan botol bermulut lebar dan bertutup, cuci bersih, kemudian kukus 20 menit agar steril.

 


Catatan:
Kulit pisang ambon bisa diganti dengan kulit pisang kepok/raja/susu/soboawu/sungu seperti yang telah kami coba. Sehingga kita akan didapat perbandingan kualitas selai dari masing-masing kulit pisang



  ***SELAMAT MENCOBA, EKSPERIMEN LAIN AKAN KAMI BAGI DILAIN KESEMPATAN ***

                                                                          XIE XIE